Ilmu ekonomi tidak hanya membahas
mengenai jangkauan permintaan, penawaran, pasar, dan sebagainya. Namun
juga turut mempelajari seperti permasalahan inflasi, pengangguran, GDP,
dan lain-lain, dimana hal tersebut termasuk dalam cakupan luas yang
disebut sebagai ekonomi makro. Apabila ekonomi mikro merupakan studi
ekonomi yang mempelajari ekonomi secara lebih detil, maka menurut
Lieberman (2003), ekonomi mako adalah studi tentang tingkah laku semua
aktor dalam ekonomi lebih luas dan tidak memperhatikan detil. Eknomi
makro secara utama membahas mengenai pertumbuhan ekonomi dan fluktuasi
dalam pemasukan, bursa tenaga kerja, serta level harga secara umum
(Sobel 2009, 190).
Perbedaan yang begitu signifikan atara ekonomi mikro maupun makro,
secara analisis yang dapat ditinjau melalui cakupan pembahasannya secara
implisit. Seperti yang telah dibahas pada review sebelumnya,
cakupan permasalahan dalam ekonomi mikro seperti teori produksi, biaya
produksi, perilaku konsumen dan produsen, permintaan –penawaran,
struktur pasar, elastisitas, dimana masih fokus pada tingkat analisis
pada kepentingan unit-unit ekonomi terkecil. Berbeda dengan pembahasan
kali ini yaitu ekonomi makro, cakupan permsalahannya seperti pendapatan
nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, neraca pembayaran, pengangguran,
dan sebagainya. Analisis ekonomi makro bersifat meyeluruh atau agregat,
sehingga pembahasannya sudah bukan lagi pada unit-unit kecil.
Dalam memahami secara umum
mengenai ekonomi makro, Sobel (2009) membedakan kebijakan ekonomi makro
ke dalam dua komponen yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Kebijakan fiskal dapat dimengerti sebagai langkah-langkah pemerintah
membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah
dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian.
Kemudian yang dimaksud dengan kebijakan moneter adalah langkah-langkah
pemerintah untuk mempengaruhi penwaran uang dalam perekonomian atau
mengubah suku bunga denganmaksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
Faktor-faktor yang menjadi salah satu pembahasan dalam ekonomi makro
adalah GDP (Gross Domestic Product) atau dikenal dengan PDB,
inflasi, pengangguran,dan pendapatan nasional. Faktor tersebut dapat
dijadikan indikator dalam mengukur ekonomi suatu negara, karena menginga
cakupan pembahasannya yang luas sehingga mempengaruhi perekonomian.
Gross Domestic Product
menurut Mankiw (2007) merupakan nilai pasar dari semua barang dan jasa
final yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu periode. GDP sering
dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian, dimana
tujuan dari GDP ini adalah untuk meringkas aktivitas ekonomi dalam
nilai uang tunggal selama periode waktu tertentu. Faktor lainnya dalam
ekonomi makro adalah inflasi, yang seperti sudah kita ketahui bahwa
penyebab terjadinya inflasi akibat peredaran uang yang teralu banyak di
suatu negara. Sehingga akibat yang dapat ditimbulkan dapat menganggu
prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang dan cenderung
memperlambat pertumbuhan ekonomi. Menurut Sukirno (2008) pertumbuhan
ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa diproduksikan dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran meningkat.
Tidak
hanya itu, masalah pengangguran juga turut menjadi permasalahan dalam
ekonomi makro, yakni suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Lalu menurut Mankiw (2007) tingkat pengangguran adalah
jumlah penganggur sebagai presentase dari angkatan kerja. Dampak yang
ditimbulkan akibat pengangguran ini begitu kompleks, karena dapat
mengurangi tingkat konsumsi secara agregat dan pengangguran yang buruk
akan menimbulkan kekacauan politik dan prospek pembangunan ekonomi
jangka panjang yang rendah. Kemudian selanjutnya, tolak ukur lainnya
yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara
adalah pendapatannasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional
ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah
dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan
agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat
kemakmuran yang dicapai (Sukirno 2008, 55). Selain itu juga dapat
dijadikan acuan untuk memprediksi tentang perekonomian negara tersebut
pada masa yang akan datang.
Seperti
penjelasan yang sudah dipaparkan oleh penulis diatas, masalah-masalah
yang menjadi bagian dari ekonomi makro berbeda dengan masalah ekonomi
mikro. Karena cakupan permasalahan ekonomi makro lebih luas (agregat)
dan bersifat global. Berbagai faktor yang menjadi bagian dari ekonomi
makro yang salah satunya adalah GDP, inflasi, pengangguran, serta
pendapatan nasional dapat menjadi parameter untuk mengukur tingakt
ekonomi yang ada dalam suatu negara. Masalah dalam perekonomian maupun
kebijakan ekonomi makro menjadi masalah utama yang dianalisis dalam
ekonomi makro.
SUMBER
Lieberman, Mark and Hall, Robert E,
2003. “What is Economics?” in Economics: Principles and Applications.
South – Western. Pg 1-18
Mankiw, N, Gregory. 2007. “Chapter 4:
The Market Forces of Supply and Demand”, dalam Principles of
Macroeconomics. Ohio: Thomson South-Western
Sobel, Gwarney, Stroup & Macpherson,
2009,”Chapter 9: an Introduction to basic Macroeconomic Markets”,
dalam Understanding Economic, Canada: CENCAGE Learning
Sukirno, Sadono. 2008. “Makroekonomi: Teori Pengantar (edisi 3). Jakarta: Rajawali Pers
0 comments:
Posting Komentar