Sabtu, 23 Agustus 2014

Ilmu ekonomi tidak hanya membahas mengenai jangkauan permintaan, penawaran, pasar, dan sebagainya. Namun juga turut mempelajari seperti permasalahan inflasi, pengangguran, GDP, dan lain-lain, dimana hal tersebut termasuk dalam cakupan luas yang disebut sebagai ekonomi makro. Apabila ekonomi mikro merupakan studi ekonomi yang mempelajari ekonomi secara lebih detil, maka menurut Lieberman (2003), ekonomi mako adalah studi tentang tingkah laku semua aktor dalam ekonomi lebih luas dan tidak memperhatikan detil. Eknomi makro secara utama membahas mengenai pertumbuhan ekonomi dan fluktuasi dalam pemasukan, bursa tenaga kerja, serta level harga secara umum (Sobel 2009, 190).
            Perbedaan yang begitu signifikan atara ekonomi mikro maupun makro, secara analisis yang dapat ditinjau melalui cakupan pembahasannya secara implisit. Seperti yang telah dibahas pada review sebelumnya, cakupan permasalahan dalam ekonomi mikro seperti teori produksi, biaya produksi, perilaku konsumen dan produsen, permintaan –penawaran, struktur pasar, elastisitas, dimana masih fokus pada tingkat analisis pada kepentingan unit-unit ekonomi terkecil. Berbeda dengan pembahasan kali ini yaitu ekonomi makro, cakupan permsalahannya seperti pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, neraca pembayaran, pengangguran, dan sebagainya. Analisis ekonomi makro bersifat meyeluruh atau agregat, sehingga pembahasannya sudah bukan lagi pada unit-unit kecil.
            Dalam memahami secara umum mengenai ekonomi makro, Sobel (2009) membedakan kebijakan ekonomi makro ke dalam dua komponen yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal dapat dimengerti sebagai langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. Kemudian yang dimaksud dengan kebijakan moneter adalah langkah-langkah pemerintah untuk mempengaruhi penwaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga denganmaksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat. Faktor-faktor yang menjadi salah satu pembahasan dalam ekonomi makro adalah GDP (Gross Domestic Product) atau dikenal dengan PDB, inflasi, pengangguran,dan pendapatan nasional. Faktor tersebut dapat dijadikan indikator dalam mengukur ekonomi suatu negara, karena menginga cakupan pembahasannya yang luas sehingga mempengaruhi perekonomian.
Gross Domestic Product menurut Mankiw (2007) merupakan nilai pasar dari semua barang dan jasa final yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu periode. GDP sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian, dimana tujuan dari GDP  ini adalah untuk meringkas aktivitas ekonomi dalam nilai uang tunggal selama periode waktu tertentu. Faktor lainnya dalam ekonomi makro adalah inflasi, yang seperti sudah kita ketahui bahwa penyebab terjadinya inflasi akibat peredaran uang yang teralu banyak di suatu negara. Sehingga akibat yang dapat ditimbulkan dapat menganggu prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang dan cenderung memperlambat pertumbuhan ekonomi. Menurut Sukirno (2008) pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran meningkat.
Tidak hanya itu, masalah pengangguran juga turut menjadi permasalahan dalam ekonomi makro, yakni suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Lalu menurut Mankiw (2007) tingkat pengangguran adalah jumlah penganggur sebagai presentase dari angkatan kerja. Dampak yang ditimbulkan akibat pengangguran ini begitu kompleks, karena dapat mengurangi tingkat  konsumsi secara agregat dan pengangguran yang buruk akan  menimbulkan kekacauan politik dan prospek pembangunan ekonomi jangka panjang yang rendah. Kemudian selanjutnya, tolak ukur lainnya yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatannasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno 2008, 55). Selain itu juga dapat dijadikan acuan untuk memprediksi tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang.
Seperti penjelasan yang sudah dipaparkan oleh penulis diatas, masalah-masalah yang menjadi bagian dari ekonomi makro berbeda dengan masalah ekonomi mikro. Karena cakupan permasalahan ekonomi makro lebih luas (agregat) dan bersifat global. Berbagai faktor yang menjadi bagian dari ekonomi makro yang salah satunya adalah GDP, inflasi, pengangguran, serta pendapatan nasional dapat menjadi parameter untuk mengukur tingakt ekonomi yang ada dalam suatu negara. Masalah dalam perekonomian maupun kebijakan ekonomi makro menjadi masalah utama yang dianalisis dalam ekonomi makro.

SUMBER

Lieberman, Mark and Hall, Robert E, 2003. “What is Economics?” in Economics:    Principles and Applications. South – Western. Pg 1-18
Mankiw, N, Gregory. 2007. “Chapter 4: The Market Forces of Supply and Demand”, dalam Principles of Macroeconomics. Ohio: Thomson South-Western
Sobel, Gwarney, Stroup & Macpherson, 2009,”Chapter 9: an Introduction to basic Macroeconomic Markets”, dalam  Understanding Economic, Canada: CENCAGE Learning
Sukirno, Sadono. 2008. “Makroekonomi: Teori Pengantar (edisi 3). Jakarta: Rajawali Pers
Categories:

0 comments:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!